Senin, 08 September 2014

Lakukan 31 Hal Ini, Agar Tak Menyesal Di Umur 30-an Nanti

Umur 20-an akan sangat menentukan jalan hidup seseorang. Pada usia ini, manusia akan menemukan kebebasan untuk lebih mengeksplorasi diri. Maka bukan jadi hal yang aneh jika di usia ini seorang individu akan berusaha melakukan banyak hal, memanfaatkan sebanyak-banyaknya waktu untuk mengukir pencapaian. Ini karena di masyarakat kita, usia 30 tahun sering diidentikkan dengan umur yang “mapan” — saatnya babak kehidupan baru dijalankan.

Lalu, adakah yang harus dicapai sebelum memasuki usia mapan tersebut? Hal apa saja yang mesti dilakukan sekarang, agar tidak menyesal di usia 30-an?

Di artikel ini Hipwee akan mencoba memberikan jawabannya.

 

1. Sebelum Masuk Umur 30-an, Kamu Perlu Tuntas Dalam Pendidikan yang Paling Dibutuhkan

Tuntaskan pendidikanmu

Tuntaskan pendidikanmu via jalmari.org

Tidak semua orang butuh gelar Master atau Doktoral — bahkan beberapa diantara kita mungkin merasa tidak penting punya gelar Sarjana dari perguruan tinggi. Pendidikan memang bukan sekedar perkara menambahkan beberapa huruf di belakang nama, tapi tentang mengaplikasikan apa yang kita dapatkan di kehidupan nyata.

Sebelum masuk ke usia 30-an, pastikan dirimu sudah tuntas mengejar pendidikan yang paling kamu butuhkan dalam hidup. Entah itu pendidikan formal di bangku kuliah atau pendidikan non-formal lewat kursus dan berbagai program sertifikasi. Hal ini penting, agar kamu tidak lagi terganjal saat hendak berlari mengejar karir lebih kencang lagi,

 

 

2. Selesaikan Kewajibanmu Pada Orang Tua

Menuntaskan pendidikan, bentuk menuntaskan tanggung jawab pada orang tua

Menuntaskan pendidikan, bentuk menuntaskan tanggung jawab pada orang tua via nazaqimala.blogspot.com

Sebagai anak, ada kewajiban tidak tertulis dalam hidup yang mengharuskan kita berbakti dan membahagiakan orang tua. Mulai dari mengikuti kemauan mereka di berbagai hal, menikah, hingga soal menuntaskan pendidikan di strata yang diharapkan. Nah, menyelesaikan kewajiban-kewajiban diatas penting kamu lakukan saat ini, sebelum kamu masuk usia 30-an.

Memang terkadang berat berusaha untuk melakukan keinginan orang tua (yang kadang berseberangan dengan kemauan kita sebagai anak muda), tapi percayalah bahwa menunda tidak akan menyelesaikan masalah. Pacu dirimu agar bisa menyelesaikan kewajiban-kewajibanmu secepat mungkin.

Menuntaskan kewajiban pada orang tua bukan hanya akan melegakan mereka. Saat kewajibanmu selesai, kamu juga akan merasa ringan dan lebih bebas. Akan lebih menyenangkan bukan, saat kamu bisa mengejar mimpi diiringi senyum dan rasa bangga orang tua?

 

 

3. Kamu Sudah Harus Tahu Hal Apa yang Paling Membuatmu Bahagia

Lakukan sesuatu yang membuatmu bahagia

Lakukan sesuatu yang membuatmu bahagia via ginadreams.tumblr.com

Di usia 20-an ini, puaskanlah hasratmu untuk mencoba berbagai hal yang membuatmu tertarik. Jajal segala hal yang menimbulkan rasa ingin tahumu.

Mulai dari genre buku bacaan, tontonan musik, hingga makanan — bebaskan dirimu untuk melakukan eksplorasi seluas mungkin. Menjelajahi seleramu adalah hal yang penting, sebab hanya dirimu sendiri yang paling tahu hal macam apa yang bisa membuatmu bahagia.

Jika kamu sudah selesai sekarang, di usia 30-an nanti kamu tidak akan lagi bingung harus “lari” kemana saat ada masalah yang datang. Kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat diri sendiri merasa lebih baik.

 

 

4. Sepatutnya, Kamu Sudah Tidak Keberatan Melakukan Apapun Sendirian

Takut sendirian sudah lewat masanya

Takut sendirian sudah lewat masanya via fineartamerica.com

Sebelum bisa berdamai dengan orang lain, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah berdamai dengan dirimu sendiri. Salah satu jalan untuk melakukan hal ini adalah dengan berusaha tidak keberatan waktu harus melakukan berbagai hal seorang diri.

Jangan takut saat harus makan atau nonton bioskop sendirian. Biasakan dirimu “nyaman” tanpa pendampingan siapapun. Jika ditemani diri sendiri saja kamu merasa jengah, bagaimana bisa kamu membuka ruang untuk pendampingan orang lain?

 

 

5. Temukan Teman-Teman Sejatimu dan Pertahankan Mereka

Temukan dan pertahankan teman-teman sejatimu

Temukan dan pertahankan teman-teman sejatimu via prologuepictures.sg

20 tahun hidup yang kamu jalani pasti melibatkan banyak kawan yang datang dan pergi di dalamnya. Seperti yang pernah Hipwee tulis di artikel “25 Hal yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Memasuki Usia 25 tahun”, kehilangan kawan memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan.

Namun, penting bagimu untuk menemukan teman-teman sejati sebelum memasuki usia matang di kepala 3 nanti. Mereka yang menerimamu apa adanya, kawan-kawan yang tidak meninggalkanmu di momen tergelap dalam hidup, mereka yang dengan gigih mendukungmu setiap dihadang masalah.

Kawan-kawan macam ini adalah kawan yang layak dipertahankan seumur hidup. Usia sebelum 30-an adalah saat paling tepat untuk menumbuhkan dan menjaga perkawanan sejati, sebelum kalian makin sibuk dengan urusan sendiri.

 

 

 

6. Sebelum Berusia Kepala 3, Kamu Harus Bisa Menerima Bentuk Tubuhmu

Terima bentuk tubuhmu

Terima bentuk tubuhmu via equal-writes.org

Banyak orang berusaha keras di usia remaja untuk membentuk tubuh ideal. Mau pinggulnya kecil, perut rata, pantat besar, dada dan lengan berotot, sampai betis langsing — sering jadi idaman.

Berusaha memperbaiki bentuk dan postur tubuh memang baik, asal alasannya masuk akal dan demi kesehatan. Namun pada satu titik kamu harus sadar, apa yang bisa diubah dari tubuhmu dan kekurangan apa yang harus bisa kamu terima.

Sebelum memasuki usia kepala 3, kamu perlu berdamai dengan bentuk tubuhmu sendiri. Terimalah anugerah fisik yang Tuhan berikan padamu dengan ikhlas, sembari terus mencari cara untuk menampilkannya dalam tampilan yang lebih menarik.

 

 

7. Tantang Dirimu Untuk Berjalan Ke Tempat-Tempat Baru

Bawalah dirimu ke tempat-tempat baru

Bawalah dirimu ke tempat-tempat baru via journalkinchan.blogspot.com

Kamu tidak punya seluruh waktu hidup untuk menjelajah dunia. Kelak, kamu akan tua dan tidak punya lagi daya untuk bisa kemana-mana. Selagi masih muda, kenapa tidak kamu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memperluas sudut pandang?

Tantang dirimu untuk menjajal petualangan-petualangan baru. Naikilah kereta Sri Tanjung dari Jogja ke Banyuwangi, kemudian menyeberang ke Bali hingga lanjut ke NTT. Beranikan dirimu memesan tiket promo ke Jepang, lalu jelajahi Kansai hingga titik ujungnya.

Menjajal melangkahkan kaki ke tempat-tempat baru akan memberimu perspektif lain soal hidup. Membawa diri ke tempat-tempat asing perlu kamu lakukan sebelum usia 30-an, sebab di usia inilah kamu belum disibukkan oleh berbagai tanggung jawab yang memberatkan.

 

 

8. Jangan Takut Untuk Bertindak Berdasarkan Spontanitas

Jangan takut untuk spontan

Jangan takut untuk spontan via timelightbox.tumblr.com

Mau beli aksesoris mobil yang harganya jutaan? Atau ikut open-trip ke Gunung Krakatau yang belum kamu kenal orang-orangnya? Ikutilah instingmu, serahkan diri pada spontanitas yang kamu rasakan.

Minimal sekali seumur hidup, sebelum masuk ke umur 30-an, kamu harus pernah jadi orang yang spontan dan mampu bertindak tanpa pikir panjang.

 

 

9. Temukan Pekerjaan yang Bukan Hanya Menghidupi, Tapi Benar-Benar Membuatmu “Hidup”

Cari tahu pekerjan yang tidak hanya menghidupimu

Cari tahu pekerjan yang tidak hanya menghidupimu via www.jreamwritercorp.com

Menjelang umur 30-an, harusnya kamu sudah selesai dengan masa-masa “percobaan” tentang pekerjaan. Di usia 30 kelak, usahakan kamu sudah merasa puas dengan apa yang kamu giati tiap harinya.

Bukan saatnya lagi kamu jadi kutu loncat yang bisa berpindah bidang pekerjaan sesuka hati.

Sebelum memasuki usia kepala 3, temukan tujuan utamamu bekerja, Jujur saja pada diri sendiri. Kalau memang hanya uang yang ingin kamu capai, carilah pekerjaan yang bisa membuatmu kaya. Sementara jika passion yang ingin kamu kejar, tentukan juga bagaimana kamu akan melakoninya. Sesuaikan pula dirimu dengan gaya hidup yang mampu pekerjaanmu berikan.

 

 

10. Sebelum Masuk Usia Kepala 3, Kamu Harus Bisa Berbahagia Dengan Apa yang Kamu Miliki

Syukuri apa yang kamu miliki

Syukuri apa yang kamu miliki via she-works.tumblr.com

Sampai kapanpun, rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau. Apa yang tidak kamu jalani setiap hari akan tampak jauh lebih menggiurkan di matamu. Pekerjaan temanmu akan kamu anggap lebih menyenangkan, kehidupan cinta orang lain pun akan terlihat lebih manis.

Satu hal yang harus kamu ingat sebelum memasuki usia “matang” 30-an, kamu perlu merasa cukup dengan apa yang kamu miliki. Syukurilah pekerjaanmu yang kadang membosankan itu sebagai tempat untuk berkembang dan belajar, pandanglah kehidupan cintamu yang penuh cobaan sebagai proses pendewasaan.

Berbahagialah dengan apa yang kamu miliki saat ini, berhentilah membandingkan pencapaianmu dengan pencapaian orang lain. Lagipula yang sedang kamu jalani ini hidup ‘kan, bukan laga badminton yang harus dimenangkan?

 

 

11. Jalinlah Hubungan Baik Dengan Saudara-Saudaramu

Jalin hubungan baik dengan saudaramu

Jalin hubungan baik dengan saudaramu via 3cowboysandamommy.blogspot.com

Semenyebalkan apapun kakak, adik, sepupu dan keluarga besarmu — usahakan untuk terus menjaga hubungan baik dengan mereka. Biar bagaimanapun, mereka adalah orang-orang yang berasal dari benih yang sama denganmu.

Dan sepantasnya, hubungan yang diciptakan oleh darah tidak layak dipisahkan oleh apapun.

 

 

12. Kamu Perlu Mampu Menjaga Diri Sendiri

Sayangi badanmu

Sayangi badanmu via eatmovedreamrepeat.blogspot.com

Semakin dewasa, kamu akan sadar bahwa tidak ada yang lebih bisa diandalkan selain dirimu sendiri. Tidak selamanya orang-orang terkasih bisa mendampingimu, bantuan juga belum tentu terus tersedia setiap saat.

Sebelum mencapai umur 30-an, dari sekarang kamu perlu belajar untuk menjaga dirimu sendiri. Jaga kesehatanmu, sayangi diri dengan mengkonsumsi makanan sehat dan berikan waktu untuk istirahat cukup.

Jika perlu, belajarlah ilmu pertahanan diri sederhana untuk berjaga-jaga jika ada bahaya. Jika kamu telah mampu menjaga dan menghargai dirimu sendiri, maka kemungkinan besar kamu akan lebih siap untuk menjaga dan menghargai orang lain sebagai pasangan.

 

 

13. Tuntaskan Ganjalan Dalam Kehidupan Cintamu

Selesaikan ganjalan dengan dirimu sendiri

Selesaikan ganjalan dengan dirimu sendiri via www.ihd-wallpapers.com

Masih punya gebetan sepanjang masa? Atau justru kamu punya mantan yang rasanya tidak mungkin dilupakan? Yuk, kita bikin janji bersama bahwa ganjalan ini akan selesai sebelum usia 30 tahun!

Menyelesaikan masalah cinta yang masih menggantung itu setara dengan menutup buku yang memang sudah seharusnya tamat dari dulu. Saat ganjalan ini selesai, kamu akan lebih punya kekuatan untuk move on dan memulai perjalanan cinta baru.

 

 

14. Ciptakan Hunian yang Sesuai Seleramu

Ciptakan hunian yang sesuai karaktermu

Ciptakan hunian yang sesuai karaktermu via www.idealbeddings.com

Kini kamu sudah tinggal sendiri dan bebas mendekorasi rumah sesuai selera? Atau masih tinggal bareng orang tua tapi kini sudah punya uang lebih untuk membeli pernak-pernik yang “kamu banget”?

Inilah saatnya menciptakan ruang tinggal yang mewakili kepribadianmu. Atur dan tata tempatmu paling banyak menghabiskan waktu setiap hari sesuai seleramu sendiri. Ciptakan tempat kembali yang benar-benar nyaman untuk kamu tinggali.

 

 

15. Keluarlah Dari Hubungan Cinta yang Tidak Membuatmu Berkembang

Beranikan diri untuk keluar dari hubungan yang salah

Beranikan diri untuk keluar dari hubungan yang salah via galleryhip.com

Tidak sedikit anak muda 20-an memilih bertahan di hubungan cinta yang tidak membuat mereka bertumbuh, karena alasan sayang dan takut sendirian. Hey, kamu mau selamanya tertahan di dalam sangkar yang menahanmu terbang ke dunia luas?

Sebelum masuk usia 30-an, nilailah hubungan cinta yang sedang kamu jalani secara objektif. Hargai dirimu sendiri, tinggalkanlah hubungan yang memberatkan dan tidak membawa kebaikan bagi hidupmu. Yakinlah, di luar sana banyak calon pasangan yang lebih baik tengah menunggu.

 

 

16. Pelajari Bahasa Asing yang Selama Ini Menggodamu

Suka Running Man? Belajar Bahasa Korea, Dong!

Suka Running Man? Belajar Bahasa Korea, Dong! via www.wallconvert.com

Kamu sering nonton film Korea dan gemas karena tidak paham apa yang aktor-aktornya katakan? Inilah saat paling tepat untuk mempelajarinya. Ambil kelas atau ikut kursus bahasa asing yang kamu rasa paling menarik.

Belajar bahasa asing bisa jadi pintu masuk bagi kesempatan-kesempatan besar lain dalam hidup. Kamu bisa ikut program gratis ke luar negeri, bisa menambah teman berbeda warga negara, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa dapat jodoh juga.

 

 

17. Jangan Ragu Membelanjakan Uang Untuk Memenuhi Keinginan Terbesarmu

Belanjakan uangmu untuk memenuhi keinginan

Belanjakan uangmu untuk memenuhi keinginan via en.wikipedia.org

Usia menjelang 30-an bisa jadi saat terakhir bagimu untuk bisa “egois” dalam hidup. Saat belum ada orang yang hidupnya bergantung padamu, kamu bisa melakukan apapun dengan hasil kerja keras yang kamu dapatkan. Selama tidak merugikan orang lain ya, tentunya.

Ingin beli tas yang harganya jutaan? Selama masih mampu, lakukanlah. Bahagiakan dirimu sendiri. Mau modifikasi motor yang biayanya setengah gajimu? Kalau kamu yakin bisa hidup hemat setelahnya, ya lakukan saja.

Kamu pantas mendapatkan apa yang kamu inginkan. Kebebasan menjelang usia 30-an sepatutnya kamu manfaatkan untuk melakukan hal ini.

 

 

18. Ubah Penampilanmu

Sesekali ubah penampilan secara drastis

Sesekali ubah penampilan secara drastis via thefaultinourstarsmovie.com

Cobalah lakukan perubahan ekstrem dalam penampilanmu. Kalau biasanya kamu berambut panjang terus, kenapa tidak mencoba sesekali potong pendek?

Kemudian, rasakan tendangan percaya diri yang kamu dapatkan dari penampilan baru tersebut.

 

 

19. Perluas Zona Nyamanmu, Coba Tinggal Di Negara Lain Dalam Waktu Lama

Perluas zona nyamanmu

Perluas zona nyamanmu via hipwee.com

Jangan hanya menantang diri untuk merasakan ganasnya adaptasi di tempat baru. Tambahkan tantangan pada dirimu sendiri, naikkan tingkat kesulitan yang mampu kamu hadapi dalam hidup.

Sebelum menetap dan menjajaki karir yang lebih mapan di usia 30-an, cobalah untuk merasakan perjuangan hidup di negeri orang dalam waktu yang lama. Kamu bisa ambil Work and Holiday Visa, jadi pejalan, atau ikut program gratis yang banyak ditawarkan.

Dari pengalaman ini kamu akan belajar banyak hal soal kehidupan dan menghargai manusia lain. Kalau ingin tahu lebih banyak, Hipwee pernah menulis “Hal yang Akan Kamu Pelajari Setelah Lama Menetap Di Luar Negeri.”

 

 

20. Jatuh Cintalah, Banyak-Banyak, Bahkan Pada Orang yang Salah

Jatuh cinta banyak-banyak

Jatuh cinta banyak-banyak via fckyeahcutecouples.tumblr.com

Jatuh cintalah berulang kali sebelum usiamu memasuki angka 30. Rasakan indahnya dunia saat kepalamu dipenuhi rasa cinta, nikmati sensasi geli di perut setiap kali melihat dia yang kamu kagumi sepenuh hati.

Inilah saatnya kamu perlu membuka diri seluas-luasnya demi mengajari hatimu. Kenalkan ia pada manis dan pahitnya rasa yang bisa cinta tawarkan. Buka matanya, bahwa ada 2 jenis orang di dunia ini: “Mereka yang Tepat Dititipi Separuh Bagian Hati” dan “Mereka yang Layaknya Ditinggal Pergi.”

Kemudian, biarkan hatimu menemukan orang yang paling tepat lewat caranya sendiri.

 

 

21. Menabunglah

Menabunglah sejak awal

Menabunglah sejak awal via planetmoney.tumblr.com

Inilah saatnya kamu menyadari bahwa hidup tidak akan selamanya baik-baik saja. Akan ada masanya kamu limbung secara finansial dan harus punya pegangan. Sebelum masuk usia 30-an, pastikan dirimu sudah aman secara finansial.

Sisihkan penghasilanmu. Masukkan ke rekening dana tak terduga yang tidak boleh kamu utak-atik sampai masanya tiba. Ingin tahu cara menabung dan membagi uang yang baik? Hipwee pernah menampilan tips dari orang terkaya di Asia yang bilang: “Kalau Ingin Kaya, Selalu Bagi Uangmu Jadi 5 Bagian!”

 

 

22. Mulai Pertimbangkan Untuk Berinvestasi

Mulailah berinvestasi

Mulailah berinvestasi via raywhitetoronto.com.au

Di artikel ini, Hipwee pernah menyarankan agar kamu segera berinvestasi sejak masih muda. Investasi memang penting, agar uangmu tidak berhenti di rekening saja. Lewat cara ini, danamu bisa terputar dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

Demi keamanan finansialmu sendiri, tidak ada salahnya mulai berinvestasi dari sekarang. Kamu tidak pernah tahu ‘kan apa yang akan terjadi di masa depan?

 

 

23. Belajarlah Untuk Membuka Lini Usaha Sendiri

Belajarlah membuka usaha sendiri

Belajarlah membuka usaha sendiri via ukmcenter.org

Sebagian besar orang tersukses di dunia bukan bekerja sebagai karyawan, melainkan pengusaha yang membuka bisnis mereka sendiri. Kamu gak mau gitu bisa seberhasil mereka?

Mumpung masih muda dan bertenaga, tidak ada salahnya mencoba untuk mengembangkan usaha yang sesuai dengan kemampuanmu. Jika berhasil dan sukses, maka kamu juga ‘kan yang bisa mendapat keuntungan?

 

 

24. Gagal-lah, Baru Kemudian Belajar untuk Bangkit

Gagal dan cobalah untuk berhasil

Gagal dan cobalah untuk berhasil via hypebeast.com

Masa sebelum memasuki usia 30-an itu ibarat injury time yang harus kamu manfaatkan sebaik mungkin. Disinilah kamu punya kesempatan untuk gagal sebanyak-banyaknya, sebelum kelak memegang tanggung jawab yang lebih berat.

Cobalah membuka usaha sendiri, cicipilah kegagalan pahit dalam hidup dan cinta — kemudian temukan kekuatan dalam diri yang bisa menarikmu kembali bangkit. Inilah momen paling tepat bagimu untuk menjadi pribadi yang konsisten dan persisten.

 

 

25. Biarkan Dirimu Merasakan Berbagai Intensitas Perasaan Secara Jujur

Jangan bohongi perasaanmu

Jangan bohongi perasaanmu via galleryhip.com

Stop membohongi diri dengan rasa baik-baik saja ketika yang kamu rasakan justru sebaliknya. Biarkan dirimu terpapar perasaan sedih, kecewa, marah dan berbagai jenis perasaan lainnya.

Jika kamu sedih, biarkan dirimu menerima kesedihan tersebut sampai ia merasa cukup. Jika marah dan kecewa pada orang, kamu tidak perlu mengatakan bahwa kamu tidak membencinya. Terimalah berbagai perasaan yang datang padamu, nikmati, jangan bangun tembok penghalang yang membuatmu mati rasa.

 

 

26. Menikahlah, Kalau Kamu Mau

Menikahlah jika kamu mau

Menikahlah jika kamu mau via www.brides.com

Jika sudah merasa siap dan ada pasangan yang kamu rasa tepat, menikah bisa jadi pilihan baik di usiamu yang menjelang 30-an ini. Usia 20-an akhir sudah bisa dikategorikan siap secara emosi. Kamu dan pasangan akan lebih mampu berdamai dengan masalah yang datang.

Namun ingat, jangan pernah menikah hanya karena cinta dan tuntutan sosial. Pernikahan bukanlah pencapaian yang wajib kamu dapatkan dalam hidup. Jika kamu merasa belum atau tidak ingin menikah, jangan bohongi diri sendiri untuk melakukan hal sebaliknya.

 

 

27. Punya Anak, Juga Kalau Kamu Mau

Punya anak itu pilihan

Punya anak itu pilihan via www.a-fotografy.co.uk

Memiliki anak berarti melanjutkan estafet kehidupan ke generasi berikutnya. Melahirkan dan membesarkan buah hati sendiri akan memberimu banyak pelajaran hidup. Kamu akan kembali belajar untuk jadi sebaik-baik manusia demi memberi contoh pada darah dagingmu.

Tapi sama seperti pernikahan, kegiatan prokreasi ini juga bukanlah sebuah kewajiban. Kamu bisa memilih untuk menunda, langsung memiliki anak, memiliki anak lewat proses adopsi, atau malah dengan sadar memilih untuk tidak memasukkan makhluk kecil dalam hidupmu.

Apapun keputusan yang kamu pilih, dengarkan dan ikutilah kata hatimu yang terjujur.

 

 

28. Lakukan Sesuatu yang Membawa Kemanfaatan Bagi Orang Lain

Jadilah manusia yang bermanfaat

Jadilah manusia yang bermanfaat via www.habitatventura.org

Jadi relawan untuk mengajar anak jalanan, membantu korban bencana alam, bahkan berbagi dengan tetangga atau saudara yang membutuhkan. Bukankah sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat bagi manusia lainnya?

 

 

29. Maafkan Dirimu Dan Kesalahan Orang-Orang Di Sekitarmu

Maafkan dirimu dan maafkan kesalahan orang lain

Maafkan dirimu dan maafkan kesalahan orang lain via fourwallsonly.com

Kamu hanya manusia biasa yang pasti punya kurang dan salah. Berdamailah dengan kesalahan-kesalahan yang kamu lakukan di masa lalu. Maafkan dirimu yang pernah jadi orang yang bebal dan bodoh.

Begitu pula pada kesalahan orang-orang di sekitarmu, ikhlaskanlah rasa sakit dan lubang yang mereka ciptakan padamu. Lepaskan dirimu dari beban sakit hati dan dendam.

 

 

30. Tetap Milikilah Semangat Untuk Tumbuh Jadi Manusia yang Lebih Baik

Terus tanyakan pertanyaan ini pada dirimu

Terus tanyakan pertanyaan ini pada dirimu via thingsweforget.blogspot.com

Selama masih punya waktu untuk hidup di dunia, berarti kamu masih diberi kesempatan untuk tumbuh sebagai manusia yang lebih baik. Manfaatkan kesempatan ini untuk benar-benar mengembangkan diri sekuat yang kamu mampu.

Ambil kelas yang bisa mengembangkan kemampuanmu, berikan waktu dan hatimu bagi orang-orang yang kamu kasihi, bagi yang kamu miliki dengan orang-orang yang membutuhkan. Niscaya hidupmu akan menjadi lebih bermakna.

 

31. Ketahuilah, Proses Menuju 30 Tahun Adalah Saat Paling Tepat Untuk Merayakan Kehidupan

Inilah saat paling tepat untuk merayakan kehidupan

Inilah saat paling tepat untuk merayakan kehidupan via captain-d-o.tumblr.com

Bertambahnya umur berarti bertambah pula pengalaman dan kebijaksanaanmu dalam memandang kehidupan. Kamu masih punya banyak waktu untuk mengangkat gelas sampanye hidupmu, mengisinya banyak-banyak, dan bersulang untuk kehidupan yang menyenangkan ini.

 

Selamat berproses ke pintu 30 tahun, semoga hanya kebaikan yang meliputi hidupmu!

Perlukah Kamu Istirahat Sejenak Dari Media Sosial?

Jika dimanfaatkan dengan baik, media sosial (medsos) bisa jadi sangat berguna. Sebagai penopang bisnis, medsos memberikan kemudahan bagi penjual jasa atau barang untuk berkomunikasi langsung dengan target audiens. Dalam konteks yang lebih kasual, media sosial dapat dilihat sebagai jalur komunikasi yang mudah, cepat, dan fun.

Namun jika kamu nggak berhati-hati, medsos juga bisa menghancurkan bisnismu atau merusak hubungan personalmu. Dan memperhatikan fenomena cyber-bullying saat ini, bahkan orang-orang yang nggak saling kenal pun bisa saling melukai lewat medsos.

Pernahkah alasan-alasan di atas membuatmu berpikir untuk rehat sejenak dari media sosial? Jika kamu butuh untuk lebih diyakinkan, Hipwee bisa memberimu beberapa alasan tambahan:

 

1. Tanpa Terasa, Waktumu Banyak Terbuang

Telepon sambil berjalan

Waktumu banyak terbuang via www.vs-world.net

Twitter, Path, Facebook dan Instagram merupakan media sosial yang sangat mudah digunakan. Mereka bisa hadir di layar komputermu dan selalu muncul di layar ponselmu. Kepraktisan ini bikin kamu mudah sekali tergoda untuk menghabiskan waktu dengan aplikasi-aplikasi itu.

Mungkin niatmu hanya sekedar berbagi cerita dan mendapatkan informasi. Kamu juga menakar bahwa waktumu yang terbuang untuk tiap sesimu di Facebook hanya 3-5 menit. Tapi kalau dalam sehari kamu punya 8-10 sesi, waktumu yang terbuang sudah hampir 1 jam sendiri. Itu baru Facebook — belum lagi Twitter, Path, dan sahabat-sahabatnya yang lain!

 

 

2. Makin Lama, Apa yang Kamu Baca di Medsos Makin Nyebelin

Bikin sebel

Bikin sebel via www.ebony.com

Inget nggak betapa cintanya kita sama Facebook waktu situs ini pertama kali muncul? Nggak lama berselang, hadir pula Twitter. Tapi namanya juga euforia, kecintaan itu nggak berlangsung selamanya. Sekarang kita lebih sering dibikin sebel daripada senang oleh mereka. Mulai dari iklan, sponsored post, status gak penting, apa yang mereka makan, dan segala drama pacaran — ada banyak hal di ruang publik internet yang sebenarnya nggak pengen kita tahu, tapi lalu terpaksa tahu.

Jika kamu merasa terganggu oleh teman-temanmu, percuma juga mengingatkan mereka. Adanya hubungan kalian rusak di dunia nyata. Mending cabut aja dari medsos!

3. Medsos Bikin Kamu Insecure Tanpa Alasan Jelas

Show off

Holiday Braggie via www.dailymail.co.uk

Pernah gak menyadari bahwa media sosial bisa menurunkan kepercayaan dirimu? Kamu jadi punya reflek untuk membandingkan kehidupanmu di dunia nyata dengan hidup temanmu di dunia maya.

Menyaksikan pembaharuan status temanmu yang gak henti-hentinya tentang sarapan enak di hotel X, pelayanan oke dari pesawst Y, atau diskon asyik di Singapur… Jika kamu terus-terusan dipaksa melihat betapa fabulous-nya kehidupan temanmu, bahkan kamu yang aslinya nggak insecure bisa jadi minder.

4. Belum Lagi, Masalah Privasi

privacy breached

privacy breached via blogs.crikey.com.au

Sebagai manusia, udah sepatutnya kamu menghargai privasi diri maupun orang lain. Namun ketika memasuki ranah media sosial, pembatas antara materi publik dengan materi pribadi seolah terhapus. Kamu nggak bisa mengontrol privasimu di media sosial.

Lihat aja kasus Florence Sihombing. Aksinya mencak-mencak di Path memang tindakan yang gak terpuji, tapi apakah terpuji jika kita membeberkan alamat kosnya? Menyebarkan omor plat kendaraannya? Mengolok-olok fotonya menjadi meme? Jika merasa privasimu diganggu (atau malah kamu melanggar privasi orang lain), ada baiknya kamu berhenti dulu main di media sosial.

5. Hubungan Yang Terjalin Disitu Semu

ter

Hubungan Semu via www.traveldailymedia.com

Apakah kamu benar-benar berteman dengan ‘teman-teman’ Facebook-mu? Benarkah pembaharuan status dan ‘selfie’ yang tiada henti membuat kamu dan mereka menjadi lebih dekat?

Di media sosial, konten dan materi apapun yang ingin di-share itu bisa dipilah, dibuang, dan disunting. Jadi, apa yang kamu lihat di akun temanmu bisa saja nggak mewakili semua hal yang sesungguhnya terjadi pada temanmu. Sebaliknya, apa yang mereka dapatkan dari akun media sosialmu tidak serta merta menggambarkan keadaanmu sebenarnya. Jadi, pertemanan yang kalian lakukan sebenarnya hanyalah pertemanan semu.

6. Hubunganmu Yang Nyata Bisa Terbengkalai

Ngobrol boleh kali.

Ngobrol boleh kali. via expressandconnect.com

Ini merupakan imbas langsung jika kamu terlena dengan pertemanan semu tadi. Emang benar, media sosial bisa mendekatkan kamu dengan teman nan jauh di sana. Namun, media sosial juga bisa bikin kamu lupa dengan lupa pertemanan yang ada di sekitarmu. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Udah berapa sering kamu mengabaikan keluarga, yang sebenarnya lagi bareng kamu, karena kamu lagi asik update status? Berapa banyak teman kamu yang gigit jari karena kamu cuma mantengin layar ponsel pas lagi nongkrong? Kamu harusnya bisa selalu lebih  menghargai dan meluangkan waktu buat mereka yang beneran hidup dan bernapas di sampingmu.

7. Drama, Drama, Drama

Di media sosial, semua orang jadi hakim

Di media sosial, semua orang jadi hakim via 1.bp.blogspot.com

Di media sosial, selalu ada kemungkinan pendapatmu disalahartikan oleh pengguna media sosial lain. Kamu pun juga bisa menyalahartikan pendapat pengguna lain. Hal yang seperti ini bisa berujung saling tuding, ejek-mengejek dan bermusuhan. Pokoknya drama, deh, tapi drama yang kekanak-kanakan. Pastikan kamu gak tersedot ke dalam lingkaran drama ini!

8. Produktivasmu Menurun

Gak ada yang peduli sama bos kamu!

Gak ada yang peduli sama bos kamu! via steveradick.com

Ini bakal terjadi jika kamu curi-curi kesempatan buat ngecek media sosial di tempat kerja. Memang, break bentar bikin otak kamu segar lagi buat kerja, namun jangan juga buang kesempatan istirahat hanya buat check-in “Lagi di kantor nih…” — apalagi kalau 2 jam kemudian kamu berkicau “Suasana kantor lagi gak asik!” atau “Bos pelit!!! KZL.”

Selain gak ada yang peduli, keluhan kamu di tempat kerja juga minin faedahnya. Produktivitas kamu menurun, karir kamu terancam lenyap.

9. One-Dimentional Thinking

Teliti dulu sebelum merespon

Teliti dulu sebelum merespon via sidomi.com

Ketika media sosial udah merasuki pikiranmu, gak jarang kamu menjadikannya tolok ukur dari apa yang penting atau apa yang benar-benar terjadi. Misalnya, kamu jadi percaya pada hoax hanya karena ratusan ribu orang me-retweet-nya. Kamu pun akan puas sekedar ‘mencintai” sebuah foto di Path atau Instagram, tanpa berusaha untuk mengetahui makna dibaliknya. Ketika Like, Views, dan emoticon jadi standar benar-salah atau hitam-putih, maka kamu akan riskan melupakan bahwa selalu ada area abu-abu.

10. Kamu Akan Merasa Hampa Ketika Gak Ada Akses Internet

Kamu merasa mati gaya ketika kuota internet udah mencapai limit, atau ketika tidak ada WiFi disekelilingmu. Jika ini yang kamu rasakan berarti penggunaaan media sosialmu udah mencapai level kecanduan. Ketagihan ini terjadi karena kamu gak tahu apa lagi yang harus diperbuat selain berkicau di Twitter atau scrolling foto-foto di Instagram. Kalau sudah begini sih, memang sebaiknya kamu cabut dulu dari media sosial!

Seperti yang diungkapkan di awal artikel, gak selamanya media sosial selalu berdampak buruk. Dengan dosis yang tepat dan penggunaan yang cerdas, kamu bisa memanfaatkan media sosial sebagai jendela ilmu.

Masalah datang tatkala kamu menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga di media sosial daripada kehidupan sosial. Masalah datang ketika poin-poin di atas tadi sebenarnya menyentilmu. Kalau memang masalah itu datang, kamu tahu ‘kan apa yang seharusnya kamu lakukan?

Ketika Kamu Salah Jurusan: Lanjut Kuliah, atau Bubar Jalan?

Masa remaja adalah masa meraba renjana. Makanya, memilih jurusan di perguruan tinggi bisa jadi hal yang paling dilematis untukmu yang baru lulus SMA. Ada siswa yang sudah punya gambaran ketika akan menentukan jurusan, ada yang menyerahkan pilihan pada orang tua, ada pula yang masih bimbang kemana mau melanjutkan studi. Memilih jurusan kuliah itu memang bukan hal mudah; ini keputusan besar yang bisa mengubah hidupmu.

Lalu, apa yang harus kamu lakukan jika sudah mengambil suatu program studi, dan di tengah jalan merasa tidak cocok dengan apa yang kamu pelajari? Haruskah memulai dari awal dengan jurusan yang baru, atau terus melangkah meski setengah hati?

 

1. Masa kuliah adalah tempat kamu menemukan jati dirimu yang sebenarnya.

Kuliah: masa menemukan jati diri.

Kuliah: masa menemukan jati diri. via www.usd.ac.id

Kuliah adalah masanya kita berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas dan beragam. Kamu akan dihadapkan pada lebih banyak pilihan dibandingkan dengan masa SMA. Kamu akan menemukan hal-hal baru yang memperluas wawasan kamu. Di sanalah kita belajar mengenal diri kita yang sebenarnya: apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini.

Tapi, sebagian dari kita menemukan bahwa ternyata renjana kita gak sejalan sama jurusan yang kita tekuni. Buat kamu yang udah sampai di titik ini, mungkin kamu merasa menyesal dengan pilihan studi yang udah kamu ambil setelah lulus SMA. Selamat! Kamu udah resmi salah jurusan.

 

 

2. Salah jurusan gak harus disesali.

Gak perlu menyesal salah jurusan.

Gak perlu menyesal salah jurusan. via www.shitlicious.com

Siapapun pasti pernah mengambil keputusan yang kurang tepat dalam hidupnya. Jadi, kalo kamu merasa salah jurusan saat ini, gak usah menyesal. Lebih baik perhatikan apa yang bisa kamu perbuat sekarang.

Ambil hikmah dari situasi ini; pandanglah kesadaran bahwa kamu salah jurusan sebagai sebuah anugerah. Kamu udah bisa meraba siapa dirimu sebenarnya dan apa yang kamu inginkan dengan hidupmu, jadi bersyukurlah. Banyak lho orang-orang yang gak bisa mendapatkan kesadaran yang serupa. Karena tetap buta akan apa yang sebenarnya mereka mau, akhirnya apa aja yang ada di hadapan mereka akan mereka kejar.

 

 

3. Lalu, pindah jurusan atau tetap bertahan?

afafadf

Pindah atau bertahan? via galleryhip.com

Oke, kamu udah salah milih jurusan. Tapi, itu artinya kini kamu punya dua pilihan baru: pindah jurusan atau tetap bertahan di prodimu yang sekarang. Lantas, kamu mesti gimana? Untuk menjawab mana yang bakal dipilih, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal. Antara lain lamanya kuliah, biaya yang sudah kamu keluarkan, dan seberapa cepat kamu bisa menyerap ilmu.

 

 

4. Sayang gak sih, kalo pindah jurusan sekarang?

Pindah jurusan sekarang?

Pindah jurusan sekarang? via uai.ac.id

Lamanya masa studi yang udah kamu tempuh bisa jadi bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk pindah jurusan atau enggak. Kalo kamu masih berada di semester-semester awal, gak ada salahnya buat berkonsultasi dengan orang tuamu tentang keinginanmu pindah jurusan. Yang namanya passion itu memang harus dikejar sedini mungkin. Kalo memang dibolehkan, kamu bisa mencoba ikut ujian masuk ke fakultas impianmu.

Tapi kalo kamu udah berada di semester akhir, kamu juga perlu mempertimbangkan buat menyelesaikannya lho. Apalagi kalo kamu tinggal menuntaskan skripsi untuk mendapat gelar sarjana. Mengingat waktu, tenaga, dan biaya yang udah kamu keluarkan, sayang banget kalo studimu gak diselesaikan cuma gara-gara kamu galau, padahal kamu mampu.

 

 

5. Ingatlah pencapaian yang udah kamu gapai selama bertahun-tahun kuliah.

asdasdaadad

Ingat pencapaian yang udah kamu raih. via www.usd.ac.id

Meskipun prodi yang kamu tekuni bukan panggilan jiwamu, bukan berarti kamu gak mampu, ‘kan? Nyatanya banyak kok mahasiswa yang salah jurusan tapi bisa lulus dengan IPK di atas tiga, meski bukan lulusan terbaik. Kalo memang udah tanggung, selesaikan aja apa tugasmu dan bikin orang tuamu bangga.

Ingat juga semua teman baikmu satu prodi yang selama ini bareng-bareng sama kamu, serta semua pengalaman yang kamu dapatkan dari mereka. Kamu berkembang sampai kayak gini juga mungkin karena andil mereka dalam hidupmu. Meski salah jurusan, gak ada salahnya lulus bareng-bareng sama mereka.

 

 

6. Waktu gak akan menunggumu.

Temantemanmu udah jadi sarjana, masa kamu mau jadi maba lagi?

Teman-temanmu udah jadi sarjana, masa kamu mau jadi maba lagi?

Udah berapa lama kamu kuliah? 3, 4 tahun? Memutuskan buat pindah jurusan setelah bertahun-tahun menempuh studi tentu sah-sah aja. Tapi, waktu yang udah kamu investasikan buat kuliah juga gak bisa ditarik kembali.

Coba kita simulasikan. Anggap saja usiamu saat ini 22 tahun dan udah menempuh studi selama 8 semester — tinggal selesaiin skripsi doang nih. Lalu, kamu memutuskan buat pindah jurusan dan memulai semua dari awal. Artinya, kamu perlu waktu setidaknya 4 tahun lagi untuk menempuh studi di jurusan yang kamu inginkan. Berarti, paling cepat kamu lulus usia 26. Itupun kalo tepat waktu.

Semakin berumur dirimu, semakin sulit kamu mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan kalo gak punya pengalaman. Daripada kamu mengulang dari awal, lebih baik kamu belajar mandiri sambil mencari pengalaman yang sesuai dengan renjanamu.

 

 

7. Ijazah hanya bisa didapat lewat kuliah, tapi ilmu bisa didapat dengan berbagai cara.

aaaaa

Belajar secara otodidak juga bisa. via suturi.com

Ingat artikel tentang perusahaan Google yang gak butuh ijazah? Nah, kamu masih punya kesempatan yang lebar untuk menggapai pekerjaan impianmu meski latar pendidikanmu gak sejalan. Kecuali profesi yang kamu inginkan itu butuh keahlian yang spesifik–seperti dokter, insinyur, ahli ekonomi, ahli bahasa, atau pengacara–kamu bisa kok mempelajari ilmunya secara mandiri atau otodidak.

Jadi, sembari berusaha merampungkan studimu dengan sebaik mungkin, kamu bisa memanfaatkan waktu luangmu buat mengasah skill yang penting buat menggapai renjanamu nanti. Kalo pengen belajar lewat internet, kamu bisa intip artikel ini.

 

 

8. Lalu, jika kamu masih di semester awal dan ingin pindah, apa kamu sudah mantap?

Yakin udah mantap?

Yakin udah mantap? via thinkmarin.net

Sebelum kamu memutuskan kamu merasa gak cocok di prodimu yang sekarang dan pengen pindah jurusan, coba ditelaah lagi deh. Apakah jurusan yang kamu tuju memang sejalan dengan passionmu, atau kamu sebenarnya hanya gak betah dengan jurusan yang sekarang? Ingat, biaya  masuk kuliah itu gak murah. Kalo memang ingin pindah, pastikan kamu mantap dengan pilihanmu.

 

 

9. Kuliah di jurusan apa pun, kamu tetap akan merasakan titik jenuh.

Dimanapun, kamu akan menghadapi kejenuhan.

Dimanapun, kamu akan menghadapi kejenuhan. via www.huffingtonpost.com

Kalau kamu merasa jenuh dengan kuliahmu yang salah jurusan, apa dikira kamu gak bakal jenuh jika mengambil jurusan yang sesuai renjanamu? Belum tentu. Mau kamu kuliah di mana pun, rasa jenuh akan rutinitas tetap akan menghinggapimu.

Begitu pula saat kamu bekerja sesuai passion-mu. Rasa jenuh tetap akan menghinggapimu jika kamu terus dihadapkan dengan rutinitas. Bedanya, kamu jauh lebih ikhlas untuk tenggelam dalam rutinitas jika pekerjaanmu adalah renjanamu.

 

 

10. Salah jurusan bukan alasan buat malas kuliah.

Salah jurusan bukan alasan buat malas.

Salah jurusan bukan alasan buat malas. via imgarcade.com

Terjebak di jurusan yang gak sesuai dengan renjanamu memang kurang menyenangkan. Tapi, itu bukan alasan buat malas kuliah lho, terutama buat kamu yang sudah menempuh tahun ketiga dan keempat. Anggap saja lulus dari sana adalah tantangan yang mesti kamu hadapi untuk menjadi dewasa yang seutuhnya.

Ingat, saat kamu benar-benar dewasa nanti, terkadang kamu harus melakukan hal-hal yang gak ingin kamu lakukan; ini adalah realitas hidup yang gak bisa kamu sangkal. Jadi, alih-alih mengeluh dan jadi ogah-ogahan, lebih baik kamu menjawab tantangan yang sudah diberikan Tuhan untuk menaikkan levelmu.

 

Salah jurusan bukan berarti akhir dari segalanya, kamu tetap bisa menggapai cita-citamu dan menjadi dirimu sendiri kok. Tetaplah bertahan, hadapi tantangan yang ada, dan jalani semua dengan kerelaan. Dengan begitu kamu akan menjadi manusia dewasa yang sebenarnya.